WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

Altnagelvin Hospital

Oleh -
Suatu malam saat ibuku sedang menjalankan shift malamnya dan sedang meracik beberapa obat untuk pasien, tiba-tiba dia mendengar teriakan wanita yang keras dan panjang.


Dia mengecek setiap ruangan di sekitarnya dan semua orang baik-baik saja, tapi dia masih merasa cemas jadi dia menghubungi semua ruangan yang dekat dengannya. Ruangan kanker berada dekat dengan ruangan dimana ibuku bekerja dan ketika dia bertanya kesana mereka bilang padanya kalau seorang pria muda telah meninggal beberapa jam yang lalu dan semua orang merasa tertekan. Setelah mereka memindahkan tubuhnya, salah satu perawat melihat sosok abu-abu di sudut kasur pria muda itu. Sosok itu bergerak maju mundur dan bergetar seperti marah. Lalu sosok itu berlari melewati perawat itu menuju ke lorong dimana juga terdapat dua perawat yang dia lewati kemudian sosok itu menghilang. Teriakan itu berasal dari para perawat yang melihat sosok itu.

Ini kira-kira kasus kelima atau keenam yang ibuku dengar tentang rumah sakit itu dan aku benar-benar yakin kalau di sana berhantu.

Intip Sekalian!

Hari Pertama Sekolah

Oleh -
Rosie berkutat dengan risleting tas punggung bunganya seraya menunggu bus datang dan mengantarnya pergi ke sekolah. Di belakangnya, ayah dan ibunya juga merasa gugup namun berusaha agar tidak menunjukkannya. Mereka ingin hari pertama sekolah Rosie menjadi pengalaman yang penuh kesenangan, bukan diisi dengan kecemasan. Mereka bisa saja mengantar Rosie ke sekolahnya karena jarak dari rumah cukup dekat, tapi mereka ingin ia bertemu dengan teman-teman barunya dan berangkat bersama. Bus kuning terang berhenti di depan rumah mereka sebelum mereka sempat merubah pikiran. Ternyata busnya kosong dan hal ini menambah rasa waswas. Setelah rentetan pelukan dan ciuman dari ayah dan ibu, Rosie masuk ke bus, mengambil tempat duduk di depan. Supir berbadan tambun itu melambaikan tangan pada ayah dan ibu, tanpa membuat kontak mata. Pintunya berderit menutup di belakang gadis kecil mereka. Ibu menghapus air matanya sambil memandangi bus itu bergerak di jalan hingga menghilang di tikungan. “Dia akan
Terus membaca

Mad Father

Oleh -
Gambar
Baiklaaah... Sepertinya tempat ini benar-benar ditinggalkan para penghuninya. Haru? Hatsucchi? Siders ? Kalian pada kemana? Sial karena aku bukan orang yang pintar memanajemen waktu. Dan jarang sekali aku pegang gadget. Bloody hell whatever . Mau oe sendirian atau sama siapapun di sini, oe gak peduli.
This Way »