Leap Year
Creepypasta memperingati kejadian empat tahun sekali. Enjoy, :)
Terdapat sebuah momen setiap kemunculan tahun kabisat, tepatnya tiga menit lebih tiga pada duapuluh sembilan Februari. Jika kau memiliki keberanian, tunggulah saat-saat tersebut di dalam ruangan yang gelap, tanpa kehadiran yang lainnya. Pada momen itu, kegelapan akan semakin dalam. Bahkan, jika kau mengangkat tanganmu beberapa jengkal saja di depan wajahmu, kau tidak akan bisa melihat apapun. Tapi kau harusnya tidak melakukan itu. Bukan, kelakuanmu hanya akan membuang waktu. Lebih baik jika kau langsung saja menjulurkan lenganmu, meraih ke depan, pada kegelapan yang tak tertembus.
Dan sesuatu akan meraihmu.
Sebuah tangan yang tak tampak akan menangkap tanganmu. Jangan menarik tanganmu, atau mempererat genggamanmu. Melakukannya hanya akan mengelupas lebih banyak jaringan otot tua yang melapisinya, dan menimbulkan kemarahan oleh pemiliknya yang tak terlihat. Tetaplah pada posisimu, sementara tangan yang penuh keriput itu menyusuri telapak tanganmu, menciptakan motif-motif yang asing. Jangan bergerak seinchipun saat dia merambati lenganmu perlahan.
Dan yang paling penting, jangan sedikitpun bernapas ketika dia meraba wajahmu, menyentuh apa yang tak dapat dilihat.
Seharusnya kau terus bertahan, tetap diam pada posisimu, tangan itu akan melepaskan dirimu dan sebuah suara akan berbicara, sangat dekat hingga kau mampu mencium napasnya, mencium aroma kebusukan yang dibawanya. Dia akan menanyakan sekeping pertanyaan sederhana: namamu. Jawab dengan jujur. Jawablah dengan jujur, dan kehadirannya akan mundur, meninggalkan sebuah bisikan di udara seraya kegelapan mulai terangkat. “Sudah selesai.”
Semenjak hari itu, keberuntungan yang tak terungkap kata akan membanjirimu, juga kekuatan misterius. Kau tak akan kekurangan apapun, dan memiliki segalanya. Namun dalam setahun, atau mungkin dua, kau akan merasakan kulitmu membusuk, dan tercium aroma manis kematian melalui napasmu…
