WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

Hari Pertama Sekolah

Rosie berkutat dengan risleting tas punggung bunganya seraya menunggu bus datang dan mengantarnya pergi ke sekolah.

Di belakangnya, ayah dan ibunya juga merasa gugup namun berusaha agar tidak menunjukkannya. Mereka ingin hari pertama sekolah Rosie menjadi pengalaman yang penuh kesenangan, bukan diisi dengan kecemasan. Mereka bisa saja mengantar Rosie ke sekolahnya karena jarak dari rumah cukup dekat, tapi mereka ingin ia bertemu dengan teman-teman barunya dan berangkat bersama.

Bus kuning terang berhenti di depan rumah mereka sebelum mereka sempat merubah pikiran.
Ternyata busnya kosong dan hal ini menambah rasa waswas. Setelah rentetan pelukan dan ciuman dari ayah dan ibu, Rosie masuk ke bus, mengambil tempat duduk di depan. Supir berbadan tambun itu melambaikan tangan pada ayah dan ibu, tanpa membuat kontak mata.

Pintunya berderit menutup di belakang gadis kecil mereka. Ibu menghapus air matanya sambil memandangi bus itu bergerak di jalan hingga menghilang di tikungan.

“Dia akan menjalani hari yang menyenangkan,” Ayah menenangkan istrinya dengan kecupan di dahi.

“Aku tahu,” ucap Ibu setuju. “Aku akan pergi mandi,” lanjutnya, berjalan kembali ke rumah.

Saat Ayah mulai menyusul Ibu, suara klakson mengejutkannya. Perutnya serasa terpelintir ketika melihat sebuah bus yang berbeda, dipenuhi murid-murid yang bersemangat, mengerem di depan jalan rumahnya. Pintu besarnya menggeser terbuka.

“Selamat pagi, Mr. Thomas,” ucap supir tua seraya tersenyum ramah seperti seorang nenek. “Apakah Rosie sudah siap untuk hari pertamanya?”

.....

BradDracV

Intip Sekalian!

Masuki Dunia Penderita Skizofrenia Melalui Karya Seni

Mad Father