WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

Persami di Curug

Cerita ini adalah pengalaman seorang member dari SQ Line.

Waktu itu sekolah Nanat mengadakan persami ke curug (air terjun), entah lupa nama curugnya. Di perjalanan belum ada kejadian apa-apa. Ketika sudah hampir sampai di lokasi, tiba-tiba ban mobil kempes. Alhasil semua anak turun dari mobil.

Sekitar 3 jam baru selesai masalah mobilnya (bengkel jauh) lanjut lagi kami jalan, akhirnya sampai juga di curug tersebut. Setelah beres-beres, kakak pembina membagi 4 kelompok yang 1 kelompok berisi 5 anak dan masing-masing diberi tugas yang berbeda-beda. Kelompok Nanat dapat tugas untuk mencari kayu bakar.

Saat sedang mencari kayu bakar, teman Nanat, si A, ngomong seperti ini, "Ah, ngapain sih harus cari kayu bakar segala, sudah banyak nyamuk, terus becek. Itu pembina kayak anj***." Saat dia ngomong begitu, teman Nanat yang lain mengingatkan dia kalau gak boleh ngomong kasar seperti itu, tapi A tidak menghiraukan.

Setelah dapat kayunya, si A bilang, "Duh, pengen pipis, sudah kebelet banget gue."

Nanat jawab, "Sabar ini sudah mau kembali ke tenda, tahan dulu." Tapi tidak didengarkan. Akhirnya dia pipis di semak-semak.

Setelah A pergi pipis, Nanat dengar seperti ada orang teriak, "ANAK KURANG AJAR, SIAPA YANG SURUH BUANG AIR KECIL DI SITU? AWAS KALIAN NANTI AKAN KENA BATUNYA!" Anehnya, cuma Nanat yang dengar.

Setelah Nanat dengar suara itu, Nanat langsung memberitahu teman yang ada di sebelah Nanat, tapi teman Nanat gak mendengar apa-apa. Kami pun kembali ke tenda. Nah, kejadian di mulai waktu malam hari.

Si A berkata ke Nanat, "Nat, kok badan gue rasanya panas gitu, ya, rasanya seperti kebakaran gitu."

Nanat kira dia bercanda, jadi Nanat tak menanggapi dan si A Nanat tinggal. Saat Nanat tinggal, dia teriak-teriak seolah kesakitan. Akhirnya Nanat kembali lagi nyamperin si A.

Nanat tanya, "Kenapa kamu? Kok teriak-teriak kesakitan gitu,"

Dia menjawab, "Buka baju gue, badan gue perih seperti terbakar!"

Nanat bukakan bajunya, saat Nanat lihat, punggungnya melepuh seperti orang kena bakar.

Nanat panggil kakak pembina, untungnya kakak pembinanya bisa mengurusi hal-hal semacam itu.

Kakak pembinanya bertanya ke Nanat, dan Nanat jelaskan. Eh, saat Nanat sedang menjelaskan, si A tertawa tapi bukan suara dia, suaranya seperti nenek-nenek. Kami semua kaget. Kemudian si A berkata, "Itu akibat kamu buang air kecil sembarangan." Setelah bicara seperti itu, si A pun pingsan.

Akhirnya kakak pembina meminta Nanat untuk mengantarnya ke tempat kayu bakar tadi. Di perjalanan seperti ada yang melempari kepala Nanat pakai batu, Nanat bilang, "Jangan iseng, aku gak ganggu kalian."

Tiba-tiba suara nenek-nenek yang masuk ke tubuh A terdengar lagi, tapi yang dengar cuma Nanat saja. Nenek-nenek itu bilang, "Jadikan anak itu tumbalku, jadikan anak itu tumbalku."

Nanat spontan teriak. Kakak pembina terkejut, bertanya, "Kamu kenapa, Nat?"

Aku langsung menjawab, "Kembali ke tenda, kak, perasaan aku gak enak."

Sekembalinya ke tenda ternyata benar, apa yang Nanat rasakan terjadi. Badan A malah seperti orang tersiram minyak panas, kulitnya mengelupas dan dia teriak-teriak kesakitan. Akhirnya semua peserta dan pembina membacakan doa, dan setelahnya A mulai membaik.

Keesokan harinya, A seperti sedang memikirkan sesuatu, entah apa yang dia pikirkan. Saat Nanat tanya dia jawab, "Semalam gue mimpi, Nat, ada nenek-nenek mendatangi gue kayak ngasih pesan gitu, tapi gua gak paham." Ketika dia menyebut nenek-nenek, Nanat langsung diam.

Nanat ceritakan ke kakak pembina tentang A yang mimpi didatangi nenek-nenek itu. Ternyata, kata kakak pembinanya, nenek itu penghuni di curug tersebut. Dia cerita, sudah banyak korban di sana, kejadiannya sama seperti A, kesurupan, lalu bunuh diri.

Intip Sekalian!

Masuki Dunia Penderita Skizofrenia Melalui Karya Seni

Mad Father