WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

Random: Coming Back.

iYahoo!
Haru desu.

I'm sorry we've been absent for months. Kami sibuk prokrasinasi; sibuk mencari kesibukan, nganggur malas-malasan. Tapi kepikiran, harusnya kami mengisi setidaknya satu-dua cerita di sini dan tidak meneruskan siklus kutukan malas ini―membiarkan dimensi ini kosong setengah tahun dan mulai rajin di setengah lainnya, siklus yang somewhat terbentuk dengan sendirinya karena sebab-akibat.

Sebenarnya, ada banyak yang mau saia tulis, review, terjemahkan, tapi sejak perangkat data kami hilang karena ketinggalan selama 3 menit di lobby sekolah... (sumpah, native Wkwk land kenceng banget kalo ada barang alone) akhirnya kami harus ngumpulin lagi satu-satu dan, jujur, malas kami sudah berurat akar. Males kami menang di atas rasa tanggung jawab kami kepada diri sendiri sebagai seorang penulis, seorang blogger. BUT― suatu momen menyetujui ide kecil dalam pandora kami.

Beberapa 24 jam yang lampau, ada sebuah acara lokal di lokasi kami. Di acara itu, pusat perhatian ditujukan pada seorang penulis novel asik remaja Indonesia, Ayah Pidi Baiq. Give applause, guys... Plis.

Pembukaan, lalu kami cangkruk bersama di ruangan besar itu, ngobrol santai tentang kepenulisan dan gaya hidup "yaudah, biasa aja" yang dianut Ayah Pidi. Saia enjoi karena rasanya seperti, "waw, ternyata yang hidupnya suka-suka gak cuma saia, ya." dan beliau mulai menyanyikan lagu-lagu ciptaannya yang jenius-tapi-ngeselin. Asik, beneran. Sampai di tips menulis, Ayah Pidi berkata, "Tulis aja semuanya, terserah. Sambung-sambungin aja. Suka-suka. Mikir dan ngedit, itu urusan buntut."

Kalimat itu seperti sentolop konfirmasi bagi kami yang selalu dihampiri random thought yang kadang dibuang sayang tapi kebanyakan sampah unfaedah. Tulis aja semuanya, sambung-sambungin aja. Oke, ayah, terima kasih telah melegalisir pikiran saia. Daripada dibikin status jadinya entar ngerusuh di timeline, saia memutuskan untuk menumpuk semuanya di sini. Slogan juga bilang, "buang sampah pada tempatnya", ya 'kan?

Ya sudah, mulai dari post ini saia akan nyampah di sini dan kami akan bergantian melakukannya lulz yoroshiku onegaishimasu― eh ngomong-ngomong, adakah smutaite di sini? Kali aja kita tukeran ID, biar saia bisa merusak lebih banyak rekaman orang.

Barusan rewatch film IT soalnya lagi prokras dari tugas nonton dan analisis 3 versi movie Beowulf, saia lihat jam ternyata pukul 11:09 pm. Saia agak terkesima, soalnya biasanya tiap lihat jam selalu dapetnya 9:11, am maupun pm. Saia jadi ingat kalau tadi belum makan malam dan stok ganjel perut sedang kosong, alhasil saia lapar sekarang ini. Juga, saia belum mandi. Airnya dingin cuy, mau keramas akhirnya gak jadi. Ada yang bercita-cita mengirimkan martabak telor ke rumah Ayah saia? Berpahala, lho, mengayomi mahluk lemah tak berdaya. ._.

Oke, selamat malam.

Intip Sekalian!

Masuki Dunia Penderita Skizofrenia Melalui Karya Seni

Mad Father