WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

Tolong Beritahu Jalannya

"Tolong beritahu saya jalannya. "

Seorang wanita jangkung menanyaiku ketika aku dalam perjalanan pulang dari kantor di sore hari. Pakaiannya compang-camping, kakinya sekurus ranting, dan ia terlihat kesulitan menyeimbangkan tubuhnya. Meskipun ia menanyaiku, tapi ia memandang ke arah lain.

"A... Umm... Ke mana?" Tanyaku.

Dia terlihat aneh dan aku ingin cepat-cepat menjauh darinya.

"Kota X. 1-19-4-201"

"............." Jantungku rasanya mau copot sekarang.

Itu alamat apartemenku! Dia bahkan tahu nomor kamarku.

"Aku... Aku tidak tahu," Jawabku.

Aku tidak mau berurusan lebih jauh dengan wanita ini, jadi aku menunjukkan wajah terganggu padanya. Dia menatapku selama beberapa detik kemudian membungkun di depanku.

"Makasih..." Lalu iapun berjalan menjauh.

Aku menatap punggungnya hingga ia benar-benar menghilang dari pandanganku. Aku pulang ke apartemen melewati jalan memutar, jaga-jaga kalau dia mengikutiku di belakang.

Aku berhenti di depan pintu ruangan, memastikan pintunya masih terkunci, membukanya dan menguncinya lagi dari dalam.

"Tolong tunjukkan jalannya." Kali ini, suara itu berasal dari dalam ruanganku.

Intip Sekalian!

Masuki Dunia Penderita Skizofrenia Melalui Karya Seni

Mad Father