WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

Percayalah Pada Nalurimu

Percayalah pada nalurimu. Jika sesuatu mengatakan kau harus lari, larilah. Hal jahat ada di mana-mana dan mencoba membunuhmu.

Aku pergi kemah bersama Abangku dan teman-temannya, di tempat yang indah di tengah hutan, di dekat jurang. Orang-orang ini baru saja lulus kuliah dan kemari untuk merayakannya. Abangku memaksaku untuk ikut, dan aku jengkel karenanya. Aku tak ingin membuat semuanya tambah rumit jadi kucoba untuk tidak mengganggu yang lain.

Aku sudah terbiasa sendirian, tapi kali ini, ada yang tidak beres. Aku terus-terusan merasa ada yang mengawasiku. Aku terlalu takut untuk tidur. Aku jadi lelah, dan tak lama kemudian akupun sakit. Tidak parah sampai harus pulang ke rumah, tapi cukup sakit sampai aku tak bisa santai. Salah satu teman Abangku, Heath, merasa kasihan padaku dan kadang menemaniku.

Dia memperhatikanku, memastikan aku tak apa-apa. Setelahnya kamipun bercakap-cakap, lalu berteman. Mungkin ini yang kuperlukan, seseorang untuk bermain dan bersenang-senang bersama. Aku mulai merasa baikan.

Semuanya mulai berjalan baik sampai suatu malam, aku terbangun mendadak. Perasaan tengah diawasi semakin kuat, dan sesuatu memberitahuku bahwa aku harus keluar dari tenda segera.
Aku keluar secepat yang kubisa. Sangat gelap di luar dan aku tak bisa melihat apa-apa. Sesuatu menangap lenganku.

“Kau baik-baik saja?” Heath bertanya, mengarahkan senter ke wajahku dan menakutiku setengah mati. Dia mentertawakan wajahku yang ketakutan. “Sedang apa kau?”

“Kurasa aku mendengar sesuatu,” ucapku, setelah aku mampu menjawabnya.

“Jadi kau pergi ke luar?” Dia menggelengkan kepala. “Duh, Chandler, kau harusnya lebih tahu.”

“Kau tidak tampak sehat,” lanjutnya, “Akan kubawa kau kembali ke tendamu, jadi aku bisa mengawasimu.”

Ada yang aneh di sini, aku merasa benar-benar sedang dalam bahaya besar. Sesuatu menyuruhku untuk lari. Heath tak mau melepas genggamannya dan aku menggelinjang berusaha kabur, yang akhirnya bisa setelah aku menyepak lututnya.

Akupun lari, kudengar dia mengumpat padaku, tapi aku tak berhenti hingga kulihat aku sampai di pinggir tebing. Aku berbalik dan menemukan dia sudah di belakangku.

“Chandler,” panggilnya, “Kesini, sekarang.”

Sesuatu mengatakan agar aku tak menurutinya. Aku tak tahu selebar apa tebing ini, tapi kutahu aku bisa saja melukai pergelangan kakiku kalau aku nekat menyebranginya.

Aku lengah, dan panik ketika merasakan Heath meraih tanganku.

“Lepaskan aku!” Teriakku.

Sesuatu menyuruhku untuk melompat, dan segera setelah aku lepas, aku melakukannya. Akupun jatuh ke jurang.

Percayalah pada nalurimu. Jika sesuatu menyuruhmu kabur, kaburlah. Pastikan kalau itu memang nalurimu, dan bukan yang lain. Hal jahat ada di mana-mana dan mencoba membunuhmu.

Intip Sekalian!

Hari Pertama Sekolah

Mad Father