WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

Debat Antara Kebaikan dan Keburukan

“Tidak pernah ada yang berubah. Tidak pernah dicintai. Tidak pernah bahagia dan selalu depresi. Keberuntunganku selalu buruk. Kehidupanku tidak pernah damai. Aku hanya ingin menghilang. Aku akhirnya akan melakukannya. Selamat tinggal dunia."

Pria itu terjun dari lantai 55 sebuah gedung dan begitulah dia mengakhiri hidupnya.

Pria itu terbangun di sebuah tempat dengan ruang merah dan ruang putih di sisi-sisinya. Terdapat sebuah pintu di sisi merah dan sebuah pintu juga di sisi putih. Tiba-tiba pintunya terbuka di sisi merah. Seseorang yang terlihat seperti setan muncul dan menyapanya. "Halo Joel. Bagaimana keadaanmu?"

Ketakutan melihat sosok mengerikan besar yang menjulang di depannya, Joel membalas, “Apa aku mati? Apa aku akan pergi ke neraka?"
Kemudian sebuah tangan menyentuh pundak Joel dari belakang seraya suara seorang tua menyahut lembut, “Tidak, jika aku bisa membantumu."

Sebuah wajah pria tua yang hangat dan bersinar lembut tampak di hadapan Joel ketika dia menoleh ke belakang. Joel bertanya, “Kenapa aku di sini? Apa aku mati? Apa yang sedang terjadi? Tuhan? Satan?"

Orang tua itu menjawab, "Joel, aku adalah malaikat kebaikan. Dan dia adalah iblis keburukan. Kami berdua akan melihat kehidupan yang telah kautinggalkan. Kami akan berdebat secara adil untuk menentukan apakah kau masuk neraka atau surga."

Dan selama berjam-jam Sang Baik dan Sang Buruk saling berargumen.

Keburukan: “Dia berbohong, curang, penjudi, dan punya penyimpangan seks. Minum-minum dan pornografi. Sama sekali bukan kebaikan."

Kebaikan: “Dia berkomplimen dan membantu orang asing. Dia berdonasi pada fakir miskin. Dia mendonorkan darah. Dia selalu mencoba yang terbaik untuk membantu orang lain. Malangnya dia bahkan kesulitan menolong dironya sendiri. Tidak ada manusia yang sempurna!"

Keburukan: “Dia mengambil hidup orang lain! Dia punya kasus. Sungguh kejahatan yang parah!"

Kebaikan: “Dia mendonorkan darah! Darahnya menyelamatkan nyawa anak kecil!"

Baik dan Buruk saling beradu amalan apapun. Setiap hal buruk yang telah Joel lakukan. Dia juga mengerjakan hal-hal baik. Semuanya pernah dilakukannya. Mereka berdua akhirnya harus membuat keputusan berdasar satu pertanyaan penentu. Itu akan memberikan konklusi pada debat ini. Kebaikan duduk de dekat Joel. “Nah Joel. Ini akan menetapkan apakah kau akan hidup dalam kebahagiaan abadi atau ke tempat dimana kau tak bisa mengelak dari kesakitan dan ketakutan. Cukup katakan kejujuran yang paling jujur."

Joel menjawab, "Baik gak masalah."

Sang Buruk menghampiri Joel perlahan seraya matanya menatap dengan tatapan mengintimidasi.

Keburukan: “Joel, apa menurutmu kau layak untuk pergi ke neraka?"

Joel: “Tidak juga."

Sang Buruk tertawa histeris. Sang Baik berkata, "Aku menyuruhmu untuk mengatakan kejujuran."

Sang Baik pergi dengan kecewa. Sang Buruk merangkul pundak Joel dan mengarahkannya. “Sekarang, Joel, aku dan Kebaikan bisa melihat jauh ke dalam lubuk hati. Jauh di dalamnya kau berpikir kalau kau memang pantas pergi ke sana.

Ini benar-benar murni tak peduli bagaimana kau memikirkannya. Faktanya adalah kamu telah berbohong dan kamu harus pergi ke neraka."

Intip Sekalian!

Hari Pertama Sekolah

Mad Father