WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

Another Doppelgänger Case

Ingat, tanamkan dalam pikiranmu, kalau aku bukan penulis terbaik di Bumi.

Ini cerita minggu lalu di rumahku di Manila, Filipina waktu aku melihat sebuah doppelganger. Anehnya itu bukan doppelganger-ku.


Aku baru pulang dari sekolah dan semua berlalu seperti biasa. Aku tidur siang sebentar kira-kira satu jam setelah aku sampai rumah. Aku bangun sekitar pukul duabelas siang.

Setelah tidur selama tiga jam, mulutku terasa kering dan aku ingin minum. Rumahku tiga lantai, dapurnya di lantai satu, jadi aku harus turun tangga. Ada ruang keluarga di depan dapur, dan aku harus melewatinya terlebih dahulu. Aku melihat tanteku berkeliling di ruang keluarga, sambil makan pisang. Dia tadi datang di pertunjukan sekolahku dan dia masih menggunakan pakaian yang sama. Aku tidak pernah menyapanya, jadi aku langsung saja melewatinya dan mengambil segelas air.

Setelah itu, aku ingin kembali ke lantai teratas (dimana semua anggota tidur di sana) untuk bermain laptop. Aku melewati tanteku lagi, dan kali ini dia sedang menonton The Vampire Diaries dan duduk di sofa. Kupelankan jalanku sedikit dan dia menoleh padaku tiba-tiba, meringis. Aku balas tersenyum dan aku merinding, mengingat dia tidak pernah meringis padaku sebelumnya. Biasanya dia hanya langsung mengatakan sesuatu. Jadi aku buru-buru ke atas, merasa sedikit ngeri.

Aku melihat kakek-nenekku saling mengobrol ketika aku sampai di atas. Di ruangan lainnya, aku melihat sebuah tubuh tertutupi selimut. Orang itu tidur di kamar tanteku, tante yang sama dengan yang di ruang keluarga.

Aku bertanya pada kakek-nenekku, siapa yang sedang di kamar tante. Nenekku menjawab, “Itu Bella, memang kenapa?”

Mataku terbelalak. Bella adalah nama tanteku yang di lantai bawah.

“Tidak. Aku tadi melihat tante Bella di bawah. Dia sedang menonton TV di ruang keluarga!” Ucapku.

“Dia sedang tidur. Dia langsung tidur sejak kita pulang tadi.” Kata kakekku. Dia mulai mentertawakanku seolah aku masih setengah bangun.

Tidak. Dia ada di lantai bawah nonton drama TV, sambil makan pisang!” sanggahku lagi.

Orang yang sedang tidur menyahut. “Berisik! Aku berusaha tidur!”

Kakekku menjelaskan padanya tentang aku yang melihatnya di lantai bawah, nonton TV sambil makan seperti yang biasa dia lakukan.

“Aku di sini dari tadi, males gerak.” Ucapnya. “Aku gak paham apa yang kaukatakan.”

Aku merinding mendengarnya. Dia tidak mungkin ada di dua tempat secara bersamaan.

Beberapa jam kemudian, kami semua turun untuk makan malam bersama. Aku melihat kulit pisang di atas meja, dan TVnya masih menyala.

Intip Sekalian!

Hari Pertama Sekolah

Mad Father