WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

Pesan Dari Teman

Aku tinggal di sebuah sekolah asrama. Sejak kemarin ponselku mati semalaman karena aku merusakkan charger-ku. Kupikir itu juga aneh karena Adam juga sama sekali tidak keluar kamarnya selama ponselku mati.
Dia selalu tidur setelah pelajaran Trigonometri, tapi aku berasumsi kalau dia mungkin saja sedang keluar tanpa sepengetahuanku. Aku terus mengetuk pintu kamarnya, tapi pintunya terkunci dan dia tidak membalas sama sekali. Dia tidak biasanya mengunci pintu kamarnya saat pergi.

Pagi ini kuputuskan untuk keluar membeli charger dan mengisi ponselku. Saat aku menyalakan ponselku, aku mendapat semua pesan masuk ini dari Adam.

10:12pm:
Dengar, aku tidak punya banyak waktu, jadi langsung saja. Dimana aku? Aku ingat kalau aku tertidur setelah pelajaran dan sekarang tiba-tiba aku ada di ruangan orang lain. Garrett kalau ini salah satu jebakanmu maka kau menang. Tolong hentikan semuanya. Aku cuma punya sisa baterai 20% dan menulih di sini agak sulit karena autocorrect sialan.

10:15pm:
Kau menang dude. Hentikan suara-suara di luar. Bagaimana caramu membuat suara seperti gajah sekarat atau hal lain yang membuatnya bersuara aneh lewat belalainya. Apaan sih itu? Terdengar seperti Max yang meniup terompet besar bodoh atau apalah.

10:25pm:
Garrett buka pintunya.

10:26pm:
GARRETT BUKA PINTUNYA.

10:30pm:
Kumohon. Kumohon. Kumohon. Aku gak peduli kalau kau cerita ke semua orang tapi sekarang aku merasa ingin menangis karena ini menakutkan. Ini jebakan paling seram yang pernah kaubuat. Yang paling hebat dari yang pernah kaulakukan. Pergi dan bilang ke semua orang betapa kau sudah mengerjaiku dan berhenti bermain dengan suhunya. Sangat panas di sini dan rasanya kulitku matang. Aku seperti lobster atau apalah. Ayolah kumohon.

10:32pm:
Siapa itu yang tertawa? Aku tahu bagaimana suara tawamu, apa itu bukan kamu? Siapa yang sedang bersamamu? Itu juga bukan Max.

11:20pm:
Oh Tuhan, itu bukan kamu 'kan? Mereka mulai masuk, bro. Itu seseorang yang bertopeng gas dan dia tidak memakai apapun. Seperti benar-benar bugil dan dia punya banyak luka seperti di film yang memecut seseorang sampai ia berdarah. Luka-luka panjang itu banyak di sekujur dada dan punggungnya. Aku melihat di antara kakinya dan dia tidak punya kemaluan.

11:21pm:
Sial man tolong selamatkan aku. Aku minta maaf sudah menuduhmu.

11:22pm:
Knp kau tidak mau membalasku? Aku tidak sedang bercanda, Garrett, kumohon.

11:45pm:
Garrett, please man. Jangan tinggalkan aku di sini.

12:15am:
Sangat terang di luar tapi ponselku tertulis sekitar tengah malam. Gordennya tertutup tapi ada cahaya oranye dari luar seperti sedang siang. Kecuali yang ini agak kemerahan juga. Dan juga SANGAT PANAS DI SINI.

12:20am:
Apa ini tentang Trinity, Garrett? Itu alasan kenapa kau tidak mau membantuku? Gini, aku minta maaf tentang apa yang terjadi padanya. Dia sendiri yang ingin mencoba heroin, sumpah demi Tuhan aku tidak menyuruhnya. Aku memberitahunya kalau itu berbahaya, tapi dia ingin coba sekali injeksi jadi kuberi.

12:21am:
Gak ada yang tahu itu bakal kebanyakan, man. Aku minta maaf pacarmu mati, tapi kamu gak bisa langsung meninggalkanku di sini. Aku tahu betapa kamu gila keadilan. Berpikir ini memang setimpal untukku, tapi aku nggak. Tidak seorangpun pantas mengalami ini man, kumohon temukan aku.

1:15am:
Ini dia. 2% baterai yang tersisa.

1:20am:
Orang dengan topeng gas dan luka-luka telah memperhatikanku dari tadi. Aku berusaha menerobosnya tapi dia tidak membiarkan aku lewat. Dan suara gajah sialan itu. Dan sangat panas di sini. Man, ini benar-benar buruk.
Aku minta maaf. Aku minta maaf sudah menarkobai pacarmu dan memperkosanya. Aku sungguh tidak berniat membunuhnya. Tapi aku harus pergi. Kupikir orang itu ingin aku ikut. Kupikir dia mengatakan sesuatu tapi aku tidak yakin.

1:21am:
Sial.

[Akhir dari pesan]

Setelah membaca semua pesan yang dikirimnya, aku merasa sangat mual di perutku. Aku hampir muntah, tapi keinginan untuk tahu lebih banyak membuatku fokus daripada mengeluarkan sarapanku. Aku tidak sempat memikirkan kebenaran dibalik takdir pacarku. Meski saat mengetahuinya aku benci menyadari betapa bangsatnya dia.

Jadi, aku merundukkan pundakku dan mendobrak pintu kamarnya tiga kali sampai akhirnya kayunya rusak dan pintunya terbuka. Dan di sanalah dia, dengan matanya yang terbelalak permanen menatap langit-langit. Dengan turniket kendur di sampingnya, dan suntikan kosong di tangannya yang lemas. Bibirnya, pipinya dan tubuhnya terlihat kebiruan.

Ketika paramedis datang mereka bilang dia sudah mati sejak beberapa jam lalu. Sejak pukul 10:00pm, kata mereka mengira-kira.

Intip Sekalian!

Hari Pertama Sekolah

Mad Father