Lullaby
“Tutuplah mata lelahmu. Istirahatkan kepala kecilmu. Jangan pernah biarkan Whisper Man (Pria Pembisik) melihatmu terbangun.
Whisper Man itu kurus. Whisper Man memiliki taring. Whisper Man berderak seperti garukan cakar. Dia bersembunyi di balik bayanganmu, merayap pada dinding-dinding, mengetuk di jendelamu, dan mengendap dari balik tirai. Kalau kau mendengar Whisper Man, biarkan matamu yang lelah tetap menutup. Biarkan kepala kecilmu menunduk. Karena jika kau melihat Whisper Man, kau tidak akan pernah tertidur lagi.”
Whisper Man itu kurus. Whisper Man memiliki taring. Whisper Man berderak seperti garukan cakar. Dia bersembunyi di balik bayanganmu, merayap pada dinding-dinding, mengetuk di jendelamu, dan mengendap dari balik tirai. Kalau kau mendengar Whisper Man, biarkan matamu yang lelah tetap menutup. Biarkan kepala kecilmu menunduk. Karena jika kau melihat Whisper Man, kau tidak akan pernah tertidur lagi.”
Pintu berderak terbuka. “Sayang, apa semua baik-baik saja?”
Kubiarkan mataku tertutup, kubuat kepalaku tetap menunduk, tapi Mama melihat Whisper Man menyanyikan nina bobo-nya di samping kasurku.