WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

Tak Terbebani

Ryan tidak pernah mampu melihat keindahan dunia.

Dimana orang lain bisa melihat maksud dari kantung belanja bekas tertiup oleh angin, atau dipan kesayangan yang hilang di sisi jalan, semua yang dia lihat hanyalah sampah dan kemalasan. Dia adalah seorang ayah, dari putri kecil berumur 4 tahun, yang selalu membuatnya terlalu sibuk dan mendorongnya menghidupi miniatur cantik yang memaksanya melakukan 2 pekerjaan. Hidupnya selalu cepat berlalu dan melelahkan, dia merasa dia harus berada di segala tempat sekaligus dan tidak pernah punya waktu untuk berpikir. Ketika putrinya yang manis mencoba menunjukkan padanya pemandangan spektakuler tentang benih dandelion yang berterbangan karena tertiup angin, yang ia lihat hanyalah buang-buang waktu.

Dia tidak ingin jadi seperti ini. Tapi itulah yang keadaannya saat ini. Ini berarti uang. Ini berarti kerja keras. Ini berarti melakukan yang terbaik yang kaubisa. Ini berarti melakukan apa yang harus kaulakukan. Merawat apa yang harus diselesaikan, tidak peduli seberapa tidak nyaman atau tidak diinginkan, adalah suatu kemenangan baginya.

Suatu pagi saat ia bergegas menuju pekerjaan keduanya, dia melompat ke dalam truk tuanya untuk pergi ke tempat kerjanya. Dia hanya memundurkan truknya beberapa meter ke jalan sebelum ia menabrak sesuatu. Kebingungan, ia berhenti untuk melihat apa yang telah memperlambatnya dari rutinitas sehari-harinya. Ketika ia melihat ban dengan cipratan darah yang masih merembes dari spion belakang, ia mendadak menyadari kebahagiaan yang dapat digenggam oleh objek tak bernyawa itu.

Intip Sekalian!

Hari Pertama Sekolah

Mad Father