The Revolving Door — 5
Audio log day 1.
Pasien: Jamie Garth
Pasien: Jamie Garth
Hari ke-1. Pasien bernama Jamie Garth.
Garth terdaftar di rumah sakit tiga hari lalu. Dianggap gila. Ia dibawa dalam keadaan tertekan dan kebingungan setelah membunuh istri dan putrinya. Dia ditemukan di sebuah kamar hotel, menjerit dan bergumam pada dirinya sendiri. Besok akan saya coba untuk berbicara dengan pasien di ruangannya untuk mengetahui lebih jauh tentangnya. Saya mendapat kesempatan bertemu pasien ketika ia dikirim menuju biliknya. Sepertinya ia tidak menghiraukan apapun selain dirinya sendiri.
****************
Audio log day 2.
Pasien: Jamie Garth
Pasien: Jamie Garth
Dr. Colton: Hari ke-2. Ini Dr. Colton, ditemani asisten saya, Dr. Landon. Hari ini adalah kontak pertama kami dengan pasien.
Melanjutkan komunikasi di ruang pasien.
———————————————————-
Dr. Colton: Saya sudah di ruangan pasien sekarang. Dokter Landon akan menyusul segera. Pasien terlihat sedang berdiri di depan cermin selama beberapa lama. Tampaknya ia tidak mendengar kami. Saya akan terus mengobservasinya.
Dr. Colton: Pasien berpindah menuju ranjangnya. Ia menunjukkan tanda-tanda depresi. Mencoba cara lain untuk membuat kontak.
Dr. Colton: Jamie? Apa kau mendengarku? Bisakah kau mendengarku?
———————————————————-
Dr. Landon: Sudah ada kemajuan?
Dr. Colton: Tidak, tidak juga. Kucoba bicara padanya, tapi sepertinya dia melihat menembusku. Dia bahkan sepertinya tidak sadar aku di sini.
Dr. Landon: Menurutmu apa yang salah dengannya?
Dr. Colton: Entahlah… dia tidak merespon apapun.
Dr. Landon: Kenapa tidak?
Dr. Colton: Aku masih belum menemukan sebabnya. Yang kutahu mentalnya tidak berada di sini.
Jamie: Diam!
———————————————————-
Dr. Colton: Tampaknya ia waspada pada orang lain. Tapi kesadarannya tak berada di dunia ini. Kami akan melanjutkannya besok dan membawa pasien ke ruang terapi.
****************
Audio log day 3.
Pasien: Jamie Garth
Pasien: Jamie Garth
Dr. Colton: Sedang menjemput pasien. Sudah masuk ruangannya sekarang. Hari ini saya hanya sendiri.
Jamie: Halo?
Dr. Colton: Pasien waspada dengan sekitarnya. Saya ingin tahu apakah ia mampu berkeliling di rumah sakit. Mencari tahu apakah ia mampu menyadari area fisik dengan konsep pemikirannya sendiri.
———————————————————-
Dr. Colton: Pasien telah berganti busana dan mulai keluar dari bilik. Ia menyusuri lorong, menatap pintu bilik pasien lain. Ia tak terlihat berminat.
Dr. Colton: Jangan pergi ke sana!
Dr. Colton: Pasien berhenti dan melihat sekeliling. Kurasa ia mendengar suara saya kali ini. Pendengaran yang selektif, mungkin?
Jamie: Halo? Siapa di sana?!
Dr. Colton: Pasien tidak melihat saya lagi. Saya akan lanjut membawanya menuju bilik terapi. Pasien tampak tidak bisa langsung menemukan elevator.
———————————————————-
Dr. Colton: Jangan cemas, kau akan segera mengerti jalanmu di sekitar sini. Kau akan berada di sini untuk beberapa saat.
Dr. Colton: Pasien terlihat takut pada suara saya. Ia dengan panik melihat sekeliling.
———————————————————-
Jamie: Keluar untuk jalan-jalan malam.
Dr. Colton: Tidak, kau salah, Jamie. Ikuti saya saja.
****************
Audio log day 4.
Pasien: Jamie Garth
Pasien: Jamie Garth
Dr. Colton: Kami membiarkan pasien di ruang terapi selama beberapa waktu. Pasien sepertinya terjebak dalam dunianya sendiri. Ia meminta tolong pada orang-orang dan memohon dibantu pergi dari tempatnya. Pada titik ini, sepertinya ia tak punya memori tentang apa yang telah terjadi. Mencoba membuat interaksi.
Dr. Colton: Halo? Jamie? Apa kau ingat? Kau ingat apa yang terjadi?
Jamie: Diam!
Dr. Colton: Menarik.
****************
Audio log day 5.
Pasien: Jamie Garth
Pasien: Jamie Garth
Dr. Colton: Sesuatu terjadi. Garth tengah berbicara pada seseorang, sepertinya putrinya. Ini berarti ia mencoba mengingat apa yang sudah terjadi. Ia memvisualisasikan masa lalu untuk mencari tahu. Menarik. Saya penasaran seberapa akurat visualisasinya.
Jamie: Apa maksudmu, kau akan menunjukkannya?
Jamie: Kumohon tunjukkan padaku… apa yang terjadi.
———————————————————-
Dr. Colton: Pasien menjadi tenang selama beberapa saat, ia terlihat menjadi putus asa. Menilai dari perkataannya, saya simpulkan ia telah menyadari apa yang terjadi pada putrinya.
****************
Audio log day 6.
Pasien: Jamie Garth
Pasien: Jamie Garth
Dr. Colton: Hari baru. Kami akan melihat apakah pasien telah mendapat kembali beberapa ingatannya.
Dr. Landon: Maka Anda yang akan berbicara, kurasa.
———————————————————-
Dr. Colton: Halo Jamie, kemarin kau bicara dengan puterimu, benar? Apa kau ingat putrimu? Apa kau ingat istrimu?
Jamie: Putriku meninggal!
Dr. Landon: Jadi ia mengingat beberapa hal.
Dr. Colton: Apa yang kauingat pasti?
Jamie: Dia mati. Dan aku terjebak di sini. Aku tak bisa melakukan apapun.
Dr. Colton: Kau dengar itu? Ingatannya semakin jelas. Tapi belum semuanya. Bagian ia kebingungan ketika polisi menemukannya.
Jamie: Halo? Apa kau di sini?
Dr. Landon: Mari ambil selangkah demi selangkah. Lebih baik dilanjut besok, bukan?
****************
Audio log day 7.
Pasien: Jamie Garth
Pasien: Jamie Garth
Dr. Colton: Kami mendapati sesuatu yang menarik hari ini. Garth sepertinya berinteraksi dengan istrinya. Ia melirik ke segala arah, terlihat takut, kebingungan.
Jamie: Panggil polisi, panggil ambulans. Putri kita meninggal!
Dr. Colton: Pasien masih belum mengungkap fakta terhadap putrinya. Tunggu. Sesuatu terjadi. Dia berbaring di lantai sekarang. Semua interaksi tampak menghilang. Ia bergumam bahwa ia tak layak hidup. Kemungkinan ingatannya telah pulih seutuhnya. Lebih baik bawa kembali ia ke ruangannya.
Dr. Colton: Ayo, Jamie, berdiri. Mari kembali ke kamarmu, maukah kau?
*****************
Audio log day 10.
Pasien: Jamie Garth
Pasien: Jamie Garth
Dr. Colton: Tidak ada tanda-tanda kemajuan. Pasien terus menerus mengulang tindakannya. Sepertinya ia tak punya dimensi waktu dalam pikirannya.
*****************
Audio log day 19.
Pasien: Jamie Garth
Pasien: Jamie Garth
Dr. Colton: Sudah 18 hari saya mencoba berkomunikasi dengan pasien. Tapi itu tidak berguna. Pasien mengulang keadaan yang sama terus menerus. Dia masih mengira ia terjebak dalam suatu tempat. Dia tidak sadar bahwa ia terjebak dalam kepalanya sendiri. Kami menyebut ini dengan istilah efek pintu putar. Pasien memasuki pintu putar imajinatif. Dia ingin keluar, namun pikirannya sendiri tidak mengizinkan ia lewat. Segera setelah ia merasa kejadian ini berakhir dan ia akan bebas, pintu mental akan mendorongnya kembali.
Ingatannya yang kurang, ditambah perasaan menyesal yang berlebihan, tidak membiarkan ia bergerak dan pergi. Tiap bagian dari pintu putar menunjukkan padanya potongan ingatan. Dari apa yang saya dan dr. Landon dapat simpulkan, bahwa ia mengingat dengan jelas istri dan putrinya, begitu juga dengan fakta bahwa ia membunuh mereka berdua.
Siklus ini sendiri sudah terulang tiga kali sekarang. Tidak jelas bagi kami apakah ia akan dapat mematahkan siklus dan akhirnya keluar dari pintu putar. Kami akan coba untuk bicara dengannya beberapa kali lagi, namun jika tak ada tanda-tanda perkembangan, saya takut kami harus mengakhiri sesi ini dan mencari cara lain untuk membantu pasien.
• Not fin yet •