WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

Random Post

Pernah gak kamu ngamuk sama diri sendiri karena kesalahan orang lain, terus nyalahin orang lain, tapi tetap aja kamu yang salah. Jadi kesalahan itu punyamu, tapi bukan salahmu. Setidaknya ini tidak SEPENUHNYA salahmu. Kamu ngotot mati-matian, bilang kalau ini salah dia. Yah tetap saja. Siapapun yang lihat, pasti bilang kalau itu memang ulahmu. Mungkin cuma segelintir orang yang kelewat akrab sama kamu yang paham situasinya.

Kamu pergi menyendiri, tapi gak pernah bisa sendiri. Dimanapun kamu, di situ pula ada dia. Segila apapun kamu ngusir, gak bakalan deh dia ngilang permanen. Palingan juga ditinggal tidur bentar. Begitu juga sebaliknya, acara saling ngintil satu sama lain ini terus berlanjut.

Pernah juga, sehari bawaannya pengen marah dan berargumen, sekaligus merasa dimarahin plus pengen menyangkal argumenmu sendiri. Mengomel dan diomeli secara bersamaan. Kalimatnya 90.5% mantul lagi. Setelah capek dengan semuanya, kamu menyerah dan minta maaf. Saat itu juga kamu langsung memaafkan dan menyemangati. Kamu baikan dan pengen merayakan momen itu bersama, tapi …kamu sendirian. Meski ada dia, mata lain yang lihat bakal jujur ngomong kalo kamu sendirian. Akhirnya kamu pergi dari tempat menyendiri itu dan asik berjalan sendiri tapi bersama.

Sikapmu yang begini membuatmu dihadiahi banyak kata-kata dan julukan. Ada yang bilang kamu aneh, kamu gila, kamu kebanyakan fiksi horor, kamu ketempelan, kamu korban film Hollywood, kamu terjebak dunia imajinasi, kamu bakat cenayangetc., etc..

Padahal kamu jujur.
Kamu tahu dia ada.

Dia bukan fiksi ataupun entitas lain.

Dia itu NYATA adanya.
Mereka juga seharusnya sudah pernah ketemu dia, meski cuma beberapa saat yang gak berkesan.
Dia NGGAK ada,' kata mereka. Ada yang melirik muak, ada yang melotot keras kepala, ada yang berkedip bingung, ada yang lurus memperhatikanmu, ada pula yang menatapmu lembut. Karena tingkat pikiran dan kepercayaan tiap orang itu berbeda.
Tapi dia benar-benar muncul dan berbaur dengan mereka.
Hanya saja, kenapa mereka melihatnya sebagai kamu?

Bejibun pertanyaan yang berantai terus-terusan membombardir. Kadang kamu sabar dan mau menjelaskan, tapi tidak jarang juga dia melengos tak acuh begitu saja. Tergantung siapa penanya dan siapa yang menjawab juga, sih. Mood kalian berdua juga berpengaruh. Kalau sedang senggang dan lagi pengen, kalian pasti akan cerita sendiri. Kalau pengen.

Tiba-tiba muncul satu persoalan lain. Bukan tentang salah satu dari kalian dengan orang skeptis, tapi tentang hal-hal kalian berdua. Bukan cerita baru. Bahkan mungkin ini termasuk kegiatan sehari-hari. Kamu beradu argumen, dirimu menyanggah. Begitu terus sampai never ending story-mu berakhir. Karena semua hal bisa jadi alasan untuk bersitegang urat.
Begitulah.

Capek ya berusaha paham cerita ini? Yah, itu cuma sedikit dari banyaknya hal complicated kami. Cuma sedikit cerita dari orang yang punya alter ego. Pusing, ya? He-he.
Kami gak memaksa kalian paham, kok. Skeptis juga silahkan.
Aku cuma sedang dalam mood baik untuk bercerita.

Intip Sekalian!

Hari Pertama Sekolah

Mad Father