WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

Nightmares

Aku pikir kalau mimpi buruk itu menyenangkan, jadi aku meminta lebih. Mereka hanya sumber hiburan di jejak kehidupanku yang tak berujung…

Read the rules, plz. Arigatou.


Aku tidak pernah benar-benar mendapat mimpi buruk, dan untuk itu, aku harusnya lebih bersyukur. Tapi aku tidak. Aku berharap lebih, aku ingin merasakan adrenalin dan debaran jantungku saat mataku terbuka.

Mereka bilang hati-hatilah terhadap apa yang kau harapkan. Mereka tidak berbohong.

Mimpi buruk itu mulai datang lebih cepat dan semakin sering. Awalnya cuma hal-hal kecil, hal-hal yang setiap orang alami. Dikejar oleh anjing liar, diterlantarkan, atau berlari telanjang ke sekolah. Aku segera bosan dan lelah terhadap mimpi-mimpi itu, aku tidak punya alasan untuk membuat diriku tetap terbangun setelahnya. Kemudian, mimpi-mimpi itu mulai datang lebih sering, dan otakku mulai mempermainkanku.

Aku merasa berat di tenggorokanku, tidak sanggup bernapas, tidak sanggup berteriak, dadaku terasa berat tapi tak ada udara memasuki paru-paruku. Aku kelabakan melihat kulitku melebur seperti mentega. Aku terikat saat mereka yang kupercaya mengiris-irisku. Aku mulai memimpikan neraka. Lalu aku terbangun, mataku tidak berhenti memperhatikan apapun di ruangan kecilku.

Tirai ungu di kamarku akan melebur, bercampur dengan dinding warna krim, dan teddy bear raksasa yang duduk di pojokan akan memudar. Tapi aku bisa bernapas.

Tidak ada tekanan di tenggorokanku.
Aku menghirup udara sedalam-dalamnya sampai paru-paruku penuh, seakan aku tidak bernapas selama sejam. Aku mencakar kulitku untuk memastikan kalau kulitku masih ada, dan normal. Aku segera mengecek jamku, dan akan selalu menunjukkan waktu yang sama. Pukul tiga lebih lima menit di pagi hari menjadi jam bangun tidurku.

Mataku akan mencoba untuk menutup, tapi aku tidak akan membiarkannya terjadi. Malah, aku masuk ke dalam kamar mandi dan memercikan air dingin di wajahku sampai aku tidak lagi dalam bahaya dari tidur. Tidurku hilang, aku terjaga, akan lebih baik dari pada menghadapi horor dari malam.

Aku pergi ke sekolah seperti zombie, dan tak seorangpun terlihat menyadari bahwa segalanya telah berbeda. Aku mulai merasa paranoid. Saat orang-orang berjalan melewatiku, beberapa ingatan akan datang, menguasai pikiranku. Gadis itu yang mengirisku dua malam lalu, pria itu yang melilitkan tangannya di leherku minggu lalu, dan mereka yang membawa kembali pisau-pisau ke neraka terdalam. Aku mendorong semua orang menjauh, dalam ketakutan bahwa mereka akan membangun neraka di dunia, aku duduk sendirian, menjauhkan diri dari percakapan yang membosankan dan semua kesenangan hidup.

Mimpi burukku mulai mempermainkanku. Tugas mengarang cerita di pelajaran Bahasa menjadi sangat mudah. Cukup jalani malam dan terciptalah sebuah cerita horor. Membahas pertempuran di pelajaran Sejarah, tapi hanya membuatku merasa ganjil. Lukisan yang kubuat di kelas seni membuat setiap orang merasa muak, namun terlihat normal bagiku.

Pelajaran dari neraka di dunia nyata akan menyerang ketakutanku ke dalam inti jiwaku. Semua hal yang kuinginkan, berkhayal tentang neraka dunia bawah bukan salah satunya. Semua pelajaran itu mulai merambat ke dalam mimpiku juga.

Manusia bisa hidup empat belas hari tanpa tidur sebelum mereka mati. Rekor untuk hal itu adalah sebelas hari, rekor yang didapat oleh seorang murid universitas dari Amerika. Rekorku lima hari. Aku mulai berhalusinasi sangat nyata di hari kelima, aku tidak bisa menerimanya lagi. Lalat-lalat berbisik memulai pertama kali. Suara-suara itu meyakinkanku kalau aku sudah gila, kalau aku tidak berharga dan terancam berakhir oleh pikiranku sendiri. Selanjutnya, adalah suara bernada tinggi, melengking tajam menyakiti telinga. Terdengar seperti kuku yang mencakar papan tulis kapur, atau pisau yang menggores piring, dua kali terdengar tinggi dan lima kali terdengar keras. Lalu, objek animasi mulai berubah, berkedip, titik terang menyebar dari tanaman dan gambar terus membutakanku. Aku tahu kalau semua ini terjadi terus-terusan dan tidak masuk akal, tapi bisakah penderita skizofrenia berhenti mendapat halusinasi? Tidak ada seseorang yang tidak menderita karena perampasan tidur secara ekstrim.

Aku memutuskan untuk menghentikannya dan menghadapi para monster tiap malam.
Aku tidur dengan baik. Saat aku bilang ‘baik', maksudku aku tidur selama enam jam tiap malam. Itulah kenapa aku tahu aku tidak berhalusinasi ketika aku melihat sosok gelap di kamar tidurku saat malam.

Ketika aku dengar deritan pintuku yang terbuka, aku tahu itu nyata. Ketika jeritan tajam dari jiwa terluka menginvasi gendang telingaku, itu benar-benar terjadi. Saat aku dengar desisan mengancam tanda mereka mendatangiku, menyedihkan, aku tahu mereka juga nyata.

Mereka bilang berhati-hatilah terhadap apa yang kau harapkan.

Aku mengharapkan neraka.

Aku mendapatkannya.

Ini pukul tiga lebih lima menit di pagi hari.

Aku bisa dengar mereka secara nyata.

Intip Sekalian!

Hari Pertama Sekolah

Mad Father