WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

The Scary Man

Read the rules, plz. Arigatou.
“Robyn! Cepat kesini!

“Apa yang sudah kukatakan padamu tentang membiarkan lampu menyala di rumah? Kau tahu kapanpun kau meninggalkan kamar kau harus mematikan lampunya."

“Tapi itu bukan aku, Ayah, sungguh. Itu kelakuan si Pria Menakutkan."


Ini akan jadi menarik. Robyn selalu punya imajinasi yang aktif; dia suka membuat lelucon dengan mainan dan teman-teman tak kasat matanya, aku sadar sebaiknya dia bisa mengatur kreativitasnya.
Hanya sampai akhir-akhir ini dia menggunakan cerita itu sebagai alasan agar lolos dari masalah.

“Si Pria Menakutkan hanya bisa meraih kita saat ruangannya gelap, Yah. Tapi cahaya tidak melukainya. Dia hanya tidak bisa menangkap dan mengambil kita saat lampunya menyala."

“Jadi kau mengaku sudah meninggalkan ruangan dengan lampu menyala, hm? Kau melakukannya agar kau aman? Dari si Pria Menakutkan ini?"

“Tidak, aku tidak melakukannya. Itu dia! Itu triknya!
Kapanpun kita meninggalkan ruangan dan mematikan lampunya, dia berbalik dan menyalakan lagi lampunya. Kita melihat ruangannya terang dan jadi bingung karena kita pikir kita sudah mematikan lampunya.

“Saat kita balik mematikan lampunya lagi, dia sudah siap. Bersamaan saat lampunya mati dia berada tepat di depan wajah kita dan itulah saat dia menangkap kita. Si Pria Menakutkan hanya menangkap kita jika kita mematikan lampu yang dia nyalakan."

Sebelum aku mulai ceramah tentang tagihan listrik, aku berhenti. Aku menurunkan bukuku dan duduk tegap di sofa. Aku baru sadar kalau semua lampu di rumah sedang menyala.

Intip Sekalian!

Hari Pertama Sekolah

Mad Father