WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

The Old Lady

Oleh -
Read the rules, plz. Arigatou.
…

Suatu sore hari di pusat perbelanjaan, seorang wanita baru saja keluar dari mall setelah berburu diskon.

Dia sedang dalam suasana hati senang. Dia pergi menuju mobilnya dan mengangkut semua hasil  belanjanya ke dalam bagasi.

Ketika dia selesai meletakkan semua barangnya, dia menutup pintu bagasinya dan dia melihat seorang wanita tua berdiri di sisi penumpang di mobilnya.

Wanita tua itu berkata, “Maukah kau berbaik hati memberiku tumpangan ke rumah? Aku tidak punya mobil dan aku telah berjalan seharian ini.” Si wanita menjawab, “Dengan senang hati.” Dia membukakan kunci untuk wanita tua.

Saat dia mulai berjalan memutar menuju kursi pengemudi, dia mulai merasa tidak nyaman. Jadi ketika dia masuk ke mobil, dia membuka tasnya dan berkata “Sial, aku tidak bisa menemukan kartu kreditku. Aku akan kembali ke pertokoan dan bertanya kalau saja ada yang melihatnya.”
Si wanita tua menjawab, “Aku akan menunggumu di sini.”

Wanita itu pergi mencari pertolongan. Lalu dia bertemu petugas keamanan dan menceritakan situasinya. Mereka kembali ke mobil wanita itu dan pintu penumpang telah terbuka lebar. Di bangku mobil terdapat tas belanja yang dibawa wanita tua tadi. Tas itu berisi pakaian si wanita tua dan wig abu-abu panjang, juga pisau daging besar, kamera video, dan gulungan tape rekaman.

Intip Sekalian!

Hari Pertama Sekolah

Oleh -
Rosie berkutat dengan risleting tas punggung bunganya seraya menunggu bus datang dan mengantarnya pergi ke sekolah. Di belakangnya, ayah dan ibunya juga merasa gugup namun berusaha agar tidak menunjukkannya. Mereka ingin hari pertama sekolah Rosie menjadi pengalaman yang penuh kesenangan, bukan diisi dengan kecemasan. Mereka bisa saja mengantar Rosie ke sekolahnya karena jarak dari rumah cukup dekat, tapi mereka ingin ia bertemu dengan teman-teman barunya dan berangkat bersama. Bus kuning terang berhenti di depan rumah mereka sebelum mereka sempat merubah pikiran. Ternyata busnya kosong dan hal ini menambah rasa waswas. Setelah rentetan pelukan dan ciuman dari ayah dan ibu, Rosie masuk ke bus, mengambil tempat duduk di depan. Supir berbadan tambun itu melambaikan tangan pada ayah dan ibu, tanpa membuat kontak mata. Pintunya berderit menutup di belakang gadis kecil mereka. Ibu menghapus air matanya sambil memandangi bus itu bergerak di jalan hingga menghilang di tikungan. “Dia akan
Terus membaca

Mad Father

Oleh -
Gambar
Baiklaaah... Sepertinya tempat ini benar-benar ditinggalkan para penghuninya. Haru? Hatsucchi? Siders ? Kalian pada kemana? Sial karena aku bukan orang yang pintar memanajemen waktu. Dan jarang sekali aku pegang gadget. Bloody hell whatever . Mau oe sendirian atau sama siapapun di sini, oe gak peduli.
This Way »