WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

Extrasensory Perception

Kadang firasatmu itu benar.
Percayalah pada kata hatimu, atau…

Read the rules, plz. Arigatou.

Aku adalah orang yang meragukan semua hal tentang “extrasensory perception”. Tapi beberapa tahun lalu, aku mendapat pelajaran keras kalau ESP itu benar, benar nyata.

Bayangkan ini: Aku berumur 17, memakai Facebook, dan aku tersandung beberapa profil orang secara acak. Kami tidak punya teman yang sama, jadi aku tidak terlalu ingat bagaimana aku menemukanya. Nama akunnya adalah “Aman Youdontmeeteveryday” dan foto profilnya adalah ilustrasi seekor burung hantu yang sedang membaca. Semua info lainnya adalah privat, jadi diantara tidak tahu namanya, bagaimana rupanya, dimana dia tinggal atau apapun, aku tidak bisa “membaca" energinya, apalagi berbicara. Dan juga, saat aku akan mengklik tombol “Add Friend”, muncul gelombang intuisiku seperti gelombang pasang surut dan seakan meneriakiku kalimat: dia berbahaya.

Mengikuti peringatan itu, intuisiku menambahkan: kau bisa bicara denganya, tapi jangan sampai terlalu akrab. Oke.

Jadi aku melanjutkan dan meminta konfirmasi darinya.

Dia menerimaku, dan selama beberapa bulan, kami punya percakapan menarik lewat chat FB. Namanya Jason. Dia sangat percaya hal-hal spiritual, sampai ke hal-hal tak biasa seperti ritual sihir dan paranormal, hal-hal kerohanian dan ganjil. Kupikir dia adalah salah satu orang yang sifatnya paling baik, paling keren yang pernah kutemui di internet,dan aku tampak ikut saja padanya sebagai sumber dari pelayanan spiritual, tapi aku teringat intuisiku dan tidak pernah memberinya terlalu banyak informasi tentangku.

Well, aku akhirnya menghapus aku Facebookku, dan kami berencana untuk tetap berhubungan satu sama lain lewat email, tapi seiring waktu kami mulai jarang dan akhirnya berhenti bercakap-cakap. Itu bukan masalah yang besar, dan aku sudah lupa tentangnya,sampai suatu hari— 3 Agustus, 2011 — Aku tidak bisa menyingkirkannya dari pikiranku. Seperti tiap 5 menit, aku memikirkannya.

Beberapa hari kemudian (masih tidak bisa menyingkirkannya dari kepalaku), aku sadar kalau aku tidak pernah me-non-aktifkan akun Facebook “rahasia"-ku yang hampir kulupakan (Jason dan aku masih berteman di akun itu). Untuk alasan pribadi, aku juga ingin menghapus akun ini, jadi aku masuk ke akun. Tapi sebelum menekan “deactivate”, aku memutuskan untuk mengecek profilnya untuk melihat apa yang telah terjadi di hidupnya— Aku, setelah semua ini, mendapat perasaan yang kuat kalau ada sesuatu yang salah tentangnya.

Saat aku akan membuka profilnya, di sana ada tautan yang mana semua orang membicarakan “dasar berandal sakit jiwa sialan, bagaimana dia bisa membunuh seorang gadis?", dan mereka mrnyebutkan nama “Elaine _ _ _ _.”

Aku mencari namanya di Google, ditambah nama yang orang-prang sebut, dan rahangku serasa terjatuh.

Semua artikel berita muncul tentang bagaimana dia sedang disidang sebagai tersangka pembunuhan.

Mereka bilang dia mengunyah telinga Elaine saat dia menusuk mati gadis itu. Sebagian dariku menolak percaya. Dia bersikap sangat baik, 'kan?

Tapi akhir-akhir ini, setelah hampir 3 tahun lebih, mereka mulai menemukan penyesalannya karena membunuh dan usaha pembunuhannya. Mereka akhirnya mengkonfirmasi apa yang membuatku tercengang—tentang apa yang intuisiku peringatkan.

Dia tidak dikenai pertanggung jawaban kejahatannya (karena mereka bilang dia penderita skizofrenia dan sedang menggunakan banyak obat-obatan saat itu) tapi semuanya sama saja:

Aku tidak akan pernah menentang intuisiku lagi.

Intip Sekalian!

Hari Pertama Sekolah

Mad Father