WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

Doppelgänger

Storyline © Ha-kun Wasakhowatin.
♪ Doppelgänger © One Ok Rock
Doppelgänger Wiki
Read the rule, plz. Arigatou.

Mengalihkan fokus dari deretan kalimat di depanku, aku mengawasi barisan pohon di luar sana melalui kaca berbingkai yang ternoda embun. Tampak olehku sekelebat sosok berlari di atas permadani hijau itu, seakan tak peduli menerobos tirai hujan, rintiknya lemah. Langit di atas sana menggantung mendung tipis, cahaya siang ini masih cukup terang. Aku tersenyum melihat tubuh itu hilang tertutup batang-batang kokoh nan rindang. Mataku kembali ke hadapan setumpuk kertas yang disusun rapi dalam balutan sampul cokelat tua.

Hampir ku bersenandung, saat daun pintu terbuka tiba-tiba. Seseorang berdiri di sana, menatapku gelisah.

“Kau melihatku?” ucapnya melihat ekspresi bingungku. Dia memotong ucapan yang belum kulontarkan. “Kau melihat-‘nya’?”

Mengangguk, aku mencoba tenang. “Aku tidak tahu di hutan ada portal rahasia yang menghubungkannya dengan ruangan ini.”

“Dia—maksudku, aku lari ke hutan?”

“Yap, menembus hujan.”

“T-tapi... Aku tidak melakukannya.” Gadis itu menghela nafas. Dia menunduk, memainkan kakinya gelisah. “Aku bahkan tidak meninggalkan bangunan ini sama sekali.”

“Aku tidak merasa kalian adalah orang yang sama,” Aku tersenyum, mencoba menenangkannya. Dia menatapku diam. Aku bangkit dan menghampirinya. Sebelum lenganku meraihnya, ia berucap sambil menitikkan butiran air mata yang sudah sejak awal ia tahan.

“Tapi a-aku bertemu… dengannya.”

Lenganku terulur kaku. Suasana seakan terhenti, diisi oleh derai hujan di luar sana. Aku terdiam, kosong, tak percaya. Tersirat ketakutan dalam manik hijau pucatnya.

“Aku bertemu,
Doppelgänger-ku.”
 
***

Intip Sekalian!

Hari Pertama Sekolah

Mad Father