WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

Annie

Read the rules, plz. Arigatou.

Di awal hidupku, aku tinggal di dua kamar flat berukuran kecil bersama ibuku. Ayahku telah lama pergi dan aku tidak punya gambaran sama sekali. Aku anak yang terlantar. Aku punya tiga teman imajiner yang aneh. Mereka juga punya nama yang aneh seperti Cillnomo atau Billybobnickel.

Lalu… ada Annie. Aku lupa bagaimana awal aku bertemu Annie. Dia hanya tiba-tiba hadir suatu hari. Dia yang paling aneh dari semua teman imajinasiku. Karena suatu hal, dia tidak punya wajah. Well, aku tidak tahu kalau dia punya wajah. Dari apa yang kuingat, wajahnya selalu tertutup oleh rambutnya. Dia juga tinggal di lemari dan keluar saat malam hari.

Ibuku bilang itu hanya bagian dari fase pertumbuhanku, dan akan menghilang saat aku masuk sekolah dasar atau bahkan mendapat teman imajiner baru. Tapi tidak denganku.

Rupanya, aku menjalani waktu yang sangat aneh sejak aku bertemu Annie. Aku mulai sering bangun tengah malam, membiarkan pintu lemariku terbuka, memainkan permainan aneh seperti “Hangman Barbie", yaitu mengikatkan seutas wol ke leher bonekaku lalu melemparnya keluar jendela. Demi Tuhan, aku tidak tahu dari mana aku bisa main ini. Maksudku, saat itu aku masih 4 tahun. Aku tidak tahu apa itu “hangman" ataupun tukang gantung.

Semuanya menjadi lebih buruk. Aku mulai membawa makan malamku ke kamar, berkeliaran di rumah ketika malam, dan ibuku menemukan pisau di kamarku. Bukan pisau plastik mainan, melainkan sebuah pisau steak besar. Itu benar-benar sinting karena aku masih kecil. Aku tidak mungkin bisa membuka laci peralatan dapur.

Kemudian, ibuku menyadari betapa kurusnya aku. Setelah itu, ibuku merasa ada bau busuk yang berasal dari lemariku. Dia membukanya dan menemukan semua makan malam yang kubawa ke kamar, menumpuk di sudut lantai lemari. Ketika dia bertanya kenapa aku melakukannya, aku menjawab, “Annie lapar, Bu."

Lalu, ibuku menemukan gambaran. Semuanya aneh. Orang-orang ditabrak mobil, orang-orang tertusuk, gedung yang penuh orang dan kobaran api besar menyelimutinya. Ada juga gambarku tentang Annie. Dia selalu tertutupi warna merah. Entah itu dress hijau indahnya, rambut cokelat terangnya, semuanya… tertutup arsiran krayon merah terang. Ternyata, ketika aku ditanya tentang gambar-gambar itu, aku bilang ke ibuku; “Itu semua Annie yang menggambarnya!"

Ibuku membawaku ke dokter, berpikir pasti ada yang salah terhadapku jika aku selalu berkelakuan seperti itu. Dokter itu menyuruhku mendeskripsikan Annie.

“Annie adalah anak perempuan yang tinggal di lemariku! Dia tidak punya ayah dan ibu. Mereka pergi tidur dan meninggalkan Annie. Dia bilang bahwa suatu hari aku akan tidur bersamanya dan aku bisa bertemu mereka! Itu akan menyenangkan!" Sungguh, itu adalah tiap kata yang kukatakan pada dokter. Ibuku masih memiliki rekaman medisnya.

Ibuku memutuskan untuk pindah rumah. Ia memiliki pacar baru dan kami tinggal bersamanya. Aku tidak pernah menyebut Annie lagi.

Baru-baru ini, aku tertarik dengan sejarah keluargaku. Tentang silsilah dan semacamnya. Beberapa hari yang lalu, aku mencari sejarah tentang rumah lamaku. Itu rumah petak yang sudah sangat lama. Lima tahun sebelum aku dan ibuku pindah kesana, sebuah keluarga telah terbunuh di flat-ku. Mungkin karena itu harganya sangat murah.

Seorang laki-laki menembak istrinya dan putrinya yang berusia 6 tahun lalu menembak dirinya sendiri. Tapi gadis kecil itu tidak terbunuh. Dia tertembak di perutnya, fatal, tapi tidak langsung membunuhnya. Dia terbaring di samping jasad ayah-ibunya lebih dari 14 jam sebelum akhirnya mati karena kehilangan banyak darah.

Nama gadis kecil itu Annie.

Intip Sekalian!

Hari Pertama Sekolah

Mad Father