WARNING, GREETING.

THIS ISN'T REALLY HAPPENING. YOU'RE DREAMING. PLEASE, WAKE UP. PLEASE. WE NEED YOU NOW. EVERYTHING IS COMING TO AN END. PLEASE WAKE UP. THERE ISN'T MUCH TIME LEFT.

Dari Loteng

Ini tidak terjadi padaku, tapi pada temanku. Dia dianugerahi kemampuan berinteraksi dengan hal-hal supernatural dan akan menceritakan pengalamannya lewat URL-ku.

Ketika aku berumur sebelas tahun, aku duduk di kamarku, sendirian di petang hari. Aku tidak mau keluar rumah karena saat itu sudah masuk bulan musim dingin. Lampu di kamarku mulai berkedip-kedip dan aku berpikir untuk coba mengambil kotak perkakas di belakang rumah.

Sewaktu aku bersiap berdiri, kulihat pintuku terbuka lebar, meski aku tak ingat kapan aku membukanya. Pintunya semakin terbuka lebar saat aku memperhatikannya. Aku mengintip lorong dan melihat tangga lipat menuju loteng tiba-tiba terbuka, dan tangganya terjatuh. Aku mendekat ragu-ragu, dan rasa penasaran membuatku melihat apa yang terjadi selanjutnya; Perut kurus dari mahluk mengerikan, tampak hidup, muncul di hadapanku, lubang hitam yang seharusnya berisi bola mata menatap nanar dan kepalanya terputar melintir syaraf tulang belakang. Dalam sekejap, sosok itu mundur dan kembali ke loteng, menarik kembali tangga dan menutup pintu loteng seakan melawan gravitasi. Setelah lima detik jeda dari kejadian barusan, seluruh pintu yang ada di rumah serentak menutup sampai rumah bergoncang. Aku lari ke jendela di ujung lorong, memanjat ke atap dan memanggil tetanggaku yang baru saja pulang kerja. Dia berlari mendekat dan mencoba membuka pintu yang masih terkunci, begitu pula dengan jendela yang baru saja kupanjat. Dia mendobrak jendela ruang tamu untuk masuk sebagai respon dari aku yang menangis ketakutan dan memastikan apakah aku baik-baik saja. Setelah memeriksa rumah, tidak ada tanda-tanda aktifitas supernatural; tidak ada bau sulfur ataupun pintu yang posisinya kubiarkan terbuka…

Sayangnya, tetanggaku bunuh diri beberapa bulan setelah kejadian ini.

Intip Sekalian!

Masuki Dunia Penderita Skizofrenia Melalui Karya Seni

Mad Father