Cats On The Stairs
Dulu saat aku masih SMP sampai SMA, aku mendapat kamar di basement yang belum rampung karena saudara-saudaraku menghabiskan banyak tempat. Ruangannya belum komplit, penuh tumpukan bahan semen dan kayu-kayu, menimbulkan rasa seram ketika aku melintas dari tangga rumah menuju kamarku, satu-satunya ruangan yang sudah jadi.
Suatu malam aku tidak bisa tidur, jadi aku bergadang membaca buku. Kebetulan iPod-ku sedang di-charge, jadi aku tidak bisa memutar musik. Aku bisa mendengar kedua kucingku yang berlari menuruni tangga, entah mereka sedang bermain apa sampai melakukannya berulang kali. Suaranya tidak mungkin salah, sementara aku sudah sangat hafal dengan suara derit tangga karena setiap hari melewatinya.
Seiring waktu berjalan, aku mulai menyadari sesuatu yang tidak biasa. Mereka melewati tangga lebih sering dari biasanya, dan langkah kakinya terdengar agak lebih berat, meski dengan kecepatan sama dengan kucing biasanya. Saat kusimak, akupun sadar, aku hanya mendengar mereka menuruni tangga, tapi naiknya tidak.
Apa mereka berlari turun dan mengendap-endap naik? Itu sangat tidak biasa, dan aku tidak mendengar derit apapun.
Seketika setelah lima menit menyadari hal ini, ada lagi tambahan kejadian ini. Tepat setelah aku mendengar “mereka” berlari turun—ketimbang mendengar, aku lebih… merasa, bahwa mereka lanjut ngebut melintasi lantai dan berhenti tepat di depan pintu kamarku. Itu adalah perasaan paling seram yang kurasakan.
Aku memperhatikan jam untuk beberapa alasan, dan mencatat waktunya. Berharap apapun itu segera berhenti, aku bersiap untuk tidur. Tepat lima menit setelahnya hal itu terjadi lagi. Pergerakan kaki yang sama, perasaan yang sama tentang sesuatu berlari terus menuju pintu kamar dan berhenti di depannya.
Dan lagi. Dan lagi. Setiap lima menit tepat hal itu akan terjadi lagi sampai aku ketiduran, terlalu takut untuk melakukan hal lainnya.
Aku membayangkan apa yang akan terjadi kalau aku membuka pintunya.